Perbedaan KLX dan Dtracker

Perbedaan KLX dan Dtracker. Mulai dari desain, konsep, sistem pengereman, suspensi depan, rasio gigi final dan harga beli
Perbedaan KLX dan Dtracker

Review KLX dan Dtracker

Sebenarnya apa sih perbedaan klx dan dtracker yang paling signifikan, mari kita bahas.

Kita seringkali dibuat bingung ketika membandingkan dua motor trail andalan Kawasaki, yaitu KLX 150 dan D-Tracker 150. Kedua motor ini memang sekilas terlihat mirip, sama-sama mengusung mesin 150cc dan desain yang sporty.

Namun, di balik kesamaan tersebut tersimpan perbedaan signifikan yang menentukan peruntukan dan performa masing-masing motor.

Perbedaan ini tidak hanya sekadar soal estetika, melainkan juga menyangkut aspek teknis yang berpengaruh pada pengalaman berkendara.

Sebelum memutuskan untuk membeli salah satu di antara keduanya, penting bagi kita untuk memahami perbedaan mendasar yang membedakan KLX 150 dan D-Tracker 150.

Dengan pemahaman yang baik, kita dapat memilih motor yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya berkendara kita.

Mari kita telusuri lebih dalam perbedaan kunci antara kedua motor tangguh ini.

Sebelum kita menyelami detail perbedaannya, mari kita tinjau spesifikasi umum kedua motor ini. Baik KLX 150 maupun D-Tracker 150 dibekali mesin 144cc, SOHC, 2-katup, berpendingin udara.

Mesin ini menghasilkan tenaga maksimal sekitar 8,6 kW pada 8.000 rpm dan torsi maksimal 11,3 Nm pada 6.500 rpm.

Meskipun ada sedikit perbedaan data tenaga kuda (terdapat inkonsistensi data dalam sumber informasi), secara garis besar performanya serupa.

Kita juga menemukan kesamaan pada kapasitas tangki bahan bakar, yaitu 6,9 liter, dan sistem suspensi belakang Uni-Track dengan 5 tingkat penyetelan.

Rangka kedua motor juga serupa, hanya saja D-Tracker memiliki rangka berwarna hitam, sementara KLX 150 hadir dengan rangka berwarna silver. Perbedaan utama terletak pada detail spesifikasinya yang akan kita bahas secara rinci di bawah ini.

Beda Kawasaki KLX 150 vs D-Tracker 150

1. Konsep dan Desain

Perbedaan paling mendasar terletak pada konsep dan desain. KLX 150 dirancang sebagai motor dual-purpose, cocok untuk medan off-road dan on-road ringan.

Desainnya mencerminkan hal ini, dengan postur yang lebih tinggi, ground clearance yang besar, dan ban bergerigi yang agresif untuk menaklukkan medan yang berat.

Sementara itu, D-Tracker 150 diposisikan sebagai motor supermoto, yang lebih berorientasi pada jalanan aspal. Desainnya lebih rendah dan ramping, lebih cocok untuk manuver di jalan raya.

Postur berkendara KLX lebih tegak dan tinggi, memberikan visibilitas yang lebih baik di medan off-road, sedangkan D-Tracker memberikan posisi berkendara yang lebih sporty dan agresif, cocok untuk manuver di jalan aspal.

Bannya pun berbeda, KLX menggunakan ban pacul dengan tapak yang kasar dan diameter yang lebih besar, seringkali menggunakan ring 21 di bagian depan (khusus varian KLX 150 SE), sementara D-Tracker menggunakan ban jalan raya dengan tapak yang lebih halus dan ring 17 untuk kedua roda.

Perbedaan ini sangat krusial dalam menentukan performa dan kenyamanan berkendara di berbagai medan.

Pemilihan antara keduanya tergantung pada prioritas penggunaan; off-road yang ekstrim untuk KLX 150, atau performa yang lincah di jalanan untuk D-Tracker 150.

2. Sistem Pengereman

Sistem pengereman juga menunjukkan perbedaan yang signifikan.

D-Tracker 150 dilengkapi dengan rem cakram depan berukuran 300mm dengan kaliper semi-floating, memberikan daya pengereman yang lebih besar dan responsif.

Sementara KLX 150 menggunakan rem cakram depan 240 mm. Di bagian belakang, D-Tracker menggunakan rem cakram 220mm, sedikit lebih besar daripada KLX 150 yang menggunakan rem cakram 190 mm.

Perbedaan ukuran cakram dan jenis kaliper ini memberikan perbedaan performa pengereman yang terasa; D-Tracker menawarkan pengereman yang lebih pakem dan terkontrol, terutama saat kecepatan tinggi di jalan aspal.

KLX 150, meskipun masih mampu memberikan pengereman yang cukup, akan terasa kurang responsif dibandingkan D-Tracker 150, khususnya ketika menghadapi situasi pengereman mendadak.

Pilihan sistem pengereman ini selaras dengan karakteristik masing-masing motor, D-Tracker yang lebih berfokus pada kecepatan dan manuver di jalan, dan KLX yang lebih difokuskan pada daya cengkram di medan yang beragam.

3. Suspensi Depan

Meskipun keduanya menggunakan suspensi depan model Upside Down (USD) pada beberapa varian, perbedaannya terletak pada spesifikasi dan setting-annya.

Pada beberapa varian, KLX 150 masih menggunakan suspensi depan teleskopik konvensional.

Suspensi USD pada D-Tracker umumnya memiliki setting yang lebih baik untuk handling di permukaan aspal, memberikan pengendaraan yang lebih stabil dan nyaman di jalan.

Suspensi depan yang berbeda ini berdampak langsung pada kenyamanan dan handling di berbagai medan.

KLX 150 dengan suspensi yang dirancang lebih fokus untuk melibas medan off-road, terkadang terasa kurang nyaman di jalan mulus karena lebih keras.

Sementara D-Tracker 150, dengan suspensinya yang lebih lembut, menawarkan pengendaraan yang lebih nyaman di jalan aspal, meskipun mungkin kurang optimal untuk medan off-road yang ekstrim.

Catatan: Kelebihan dan kekurangan Oli Pikoli Matic

4. Rasio Gigi Final

Perbedaan rasio gigi final (final gear) juga mempengaruhi karakteristik akselerasi dan kecepatan maksimal kedua motor. KLX 150 umumnya menggunakan rasio 44/14, yang mengutamakan akselerasi di putaran bawah dan menengah.

Hal ini sangat cocok untuk medan off-road yang menuntut akselerasi cepat dari kondisi diam. Sementara D-Tracker 150 menggunakan rasio 41/14, yang lebih mengutamakan tenaga di putaran menengah hingga atas.

Hal ini menghasilkan kecepatan puncak yang lebih tinggi, ideal untuk penggunaan di jalan aspal.

Perbedaan ini membuat KLX 150 terasa lebih responsif di putaran rendah dan menengah, cocok untuk manuver di trek off-road yang membutuhkan akselerasi cepat, sedangkan D-Tracker 150 lebih bertenaga di putaran tinggi dan cocok untuk kecepatan tinggi di jalan beraspal.

5. Harga

Secara umum, harga D-Tracker 150 sedikit lebih tinggi daripada KLX 150. Perbedaan harga ini mencerminkan perbedaan fitur dan spesifikasi yang telah dibahas sebelumnya.

Harga yang lebih tinggi pada D-Tracker 150 sebanding dengan performa dan fitur yang lebih mumpuni untuk penggunaan jalan aspal.

Namun, perbedaan harga tersebut bukanlah patokan mutlak karena harga dapat berubah tergantung pada wilayah dan kebijakan dealer. Konsultasikan harga terkini dengan dealer Kawasaki terdekat untuk informasi detailnya.

Kesimpulan

KLX 150 dan D-Tracker 150, meskipun memiliki basis mesin yang sama, memiliki karakteristik dan peruntukan yang berbeda.

KLX 150 lebih cocok untuk petualangan off-road, sementara D-Tracker 150 mengutamakan performa di jalan aspal. Pemilihan antara keduanya sepenuhnya bergantung pada prioritas dan kebutuhan masing-masing pengendara.

Q&A

1. Q: Mana yang lebih baik untuk pemula, KLX 150 atau D-Tracker 150?

 A Untuk pemula, KLX 150 mungkin lebih mudah dikendalikan karena posisinya yang lebih tegak dan ground clearance yang lebih tinggi. Namun, D-Tracker 150 juga merupakan pilihan yang baik jika pemula lebih terbiasa berkendara di jalan aspal.

2. Q: Apakah KLX 150 bisa digunakan di jalan aspal? Bagaimana dengan D-Tracker 150 di medan off-road?

 A KLX 150 bisa digunakan di jalan aspal, meskipun mungkin kurang nyaman dibandingkan D-Tracker 150.

D-Tracker 150 juga bisa digunakan di medan off-road ringan, tetapi tidak direkomendasikan untuk medan yang berat dan ekstrim.

3. Q: Motor mana yang lebih irit bahan bakar?

 A Secara umum, D-Tracker 150 cenderung lebih irit bahan bakar dibandingkan KLX 150 karena karakteristik mesin dan rasio transmisi yang berbeda.

4. Q: Mana yang lebih mudah dimodifikasi?

 A Kedua motor ini memiliki komunitas modifikasi yang besar, sehingga keduanya relatif mudah dimodifikasi sesuai selera.

5. Q: Dimana saya bisa mendapatkan informasi harga terbaru KLX 150 dan D-Tracker 150?

 A Kunjungi website resmi PT Kawasaki Motor Indonesia atau hubungi dealer Kawasaki terdekat untuk mendapatkan informasi harga terbaru dan promo yang sedang berlangsung.